Kondisi ini memberikan dampak positif tehadap perekonomian
warga, tidak hanya warga Temajuk, warga desa tetangga, Sebubus, juga
mendapatkan imbasnya. Barang-barang yang akan dikirim ke Temajuk akan dibongkar
muat di Pelabuhan Kecil Setinggak Tawar, Desa Sebubus. Warga sekitar mendapat
kerja sampingan sebagai buruh bongkar muat barang. Dari truck ke kapal atau
sebaliknya.
Kondisi laut dalam satu pekan terakhir kurang bersahabat,
sehingga membuat aktivitas pengangkutan barang terkendala. Dan baru bisa
dilakukan pada tanggal 18 maret 2012. Barang yang seharusnya sudah diangkut
satu pekan yang lalu, akhirnya bertumpuk di pelabuhan. Kondisi ini mengakibatkan proses bongkar muat pun
menyesuaikan dari jadwal keberangkatan.
Jadwal
keberangkatan kapal harus disesuaikan dengan pasang surut air laut, hal ini
dikarenakan pelabuhan setinggak berada pada anak sungai paloh yang bermuara
dilaut ujung pantai selimpai, pantai yang dipenuhi pepohonan cemara laut. Jika
air surut, maka kapal-kapal tidak bisa lewat karena kandas. Waktu paling ideal
untuk melakukan perjalanan laut adalah pada subuh hari, air laut pada kondisi
tenang.
Kali ini
aktivitas bongkat muat ke kapal harus dilakukan pada malam hari, pada saat air
laut mulai pasang, dengan asumsi proses bongkar muat harus selesai pada saat
air pasang tertinggi. Kapal harus segera berangkat menuju temajuk sebelum air
surut. Proses perputaran air laut dari pasang tertinggi ke surut terendah atau
sebaliknya memakan waktu kurang lebih 6 jam. Jadi dalam satu hari kita akan
menjumpai 2 kali pasang dan surut.
Aktivitas Buruh di Pelabuhan Setinggak Tawar |
Malam ini para
buruh harus memuat 40 ton garam ke 4 kapal, 1 karung berisi 50 kg garam, jadi
ada kurang lebih 800 karung garam yang harus dimuat. Sekitar 20 orang buruh
sudah siap memulai aktivitas pada pukul 20.00 Wib, air laut mulai pasang,
kapal-kapal sudah berada pada posisi tegak. Ongkos bongkar muat dari truck ke
kapal Rp3.000/karung, Rp1.500 untuk bongkar dari truck dan Rp1.500 untuk muat
ke kapal. setidaknya ada perputaran uang sekitar Rp 2.400.000 di Pelabuhan
Setinggak untuk kaum buruh kali ini. Angka yang lumayan tentunya buat warga
sekitar pelabuhan.
Salah satu buruh,
Bujang (19) mengatakan, mereka bisa memperoleh pendapatan hingga diatas Rp 50.000
kali ini. Angka yang kecil tentunya dengan jangka waktu pengerjaan hingga 1
minggu. Upah baru dibayarkan ketika proses muat ke kapal selesai dilakukan. Walaupun
sangat jarang ada barang angkutan sebanyak ini, tetapi saat-saat seperti ini
sangat dinanti warga lanjutnya. Sulitnya mencari alternatif pekerjaan , membuat
warga bertumpu pada aktivitas buruh tersebut. Apalagi saat ini, kondisi laut
baru mulai bersahabat, akhir tahun hingga awal tahun, tidak ada kapal yang
berani berlayar. Kondisi laut sangat tidak memungkinkan. Apalagi paloh berada
di laut cina selatan yang sangat terkenal keganasannya.
Salah satu
juragan kapal, Arsad (40) mengatakan, hampir 3 bulan kapalnya tidak jalan. Kondisi
yang sangat merugikan tentunya. Semoga hingga pertengahan tahun ini laut bisa
bersahabat lanjutnya, sehingga kapal dapat terus beroperasi. Dalam satu kali
pengangkutan dengan kapal, dikenakan biaya 1 hingga 2 juta rupiah, tergantung
dari banyak dan jenis barang yang diangkut. Lama perjalanan dari setinggak ke
temajuk memakan waktu kurang lebih 5 jam.
Perekonomian
rakyat perbatasan sangat bergantung dari alam, terutama paloh yang berada di
pesisir pantai utara. Menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga kelestarian
alam demi keberlangsungan hidup masyarakat. Pemanfaatan yang berkelanjutan
menjadi hal yang sangat penting untuk diterapkan. Semoga Paloh mendapat
perhatian dari pemerintah, agar masyarakat perbatasan tidak ”berpaling” karena
faktor kesenjangan ekonomi.HS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar